Minggu, 19 Oktober 2014

Penyesuain Hidup

Hidup di lingkungan baru, akan menjadi keharusan bagi mahasiswa. khususnya untuk mahasiswa yang mencari ilmu di Kota orang. begitulah memang, akhir-akhir ini saya sering mendengar cerita-cerita dari seorang teman yang terkadang berfikir untuk melarikan diri dari tempatnya. kadang kala dia menyembunyikan dirinya dibalik pintu kamarnya dan hanya berbagi setiap ceritanya dengan sebuah buku diary.
apapun yang terjadi, cukup menjalaninya dengan baik. karena menyerah dengan sesuatu yang baru kita jalani bukanlah cerminan yang baik. kita tak akan bisa melangkah ke depan dan akan selalu terhenti ketika melangkah dan kemudian kembali lagi dari awal. cobalah sekuat mungkin karena kita tak pernah tau apa yang ada di depan. penuh tantangan dan misteri adalah gambaran masa depan, dan saat ini menyesuaikan kembali hidup kita disini, memang butuh waktu. waktu inilah yang akan mengajarkan kita untuk bertahan. :)


melupakan atau dilupakan?

Memang benar, ternyata melupakan lebih sulit daripada memaafkan. rasa maaf yang diberikan seseorang bisa dibilang mudah mendapatkannya, cukup mengatakan maaf saja dan mendengarnya mengatakan "iya, tidak apa-apa atau lupakan saja" adalah akhir dari penyesalan kita atas sebuah kesalahan dimasalalu. tapi untuk melupakan? tidak semudah itu. kadang butuh waktu beberapa tahun bahkan seumur hidup untuk melupakannya.
apa sih yang mau dilupakan? kadang aku juga bingung memikirkannya, dari saking banyaknya kenangan atau  bisa jadi tidak ada yang perlu dilupakan. ya begitulah pemikiran seorang manusia biasa, yang ada pada dirinya hanya emosi dan perasaan, khususnya lagi bagi seorang wanita. logika dan realistis kadang jauh mereka tinggalkan dibandingkan dengan pemikiran dari hati. apa yang salah dengan itu? semua orang bahkan tau, bagaimana cara menjalani hidupnya dan menangani setiap permasalahan mereka setiap harinya. berbagi dengan teman, mencari solusi bersama akan semakin mudah menyelesaikannya. tapi itu hanya berlaku bagi orang-orang yang punya banyak teman, punya rasa percaya yang besar pada orang lain, tidak pernah tersakiti karena kepercayaan itu. ya begitulah, tak selamanya yang ada di dunia ini akan berjalan mulus sesuia dengan keinginan kita. seharusnya yang kita lakukan adalah mempersiapkan diri jika sesuatu terjadi..
sejak sebulan lalu aku berhenti menulis semua tentang diriku dan orang-orang disekitarku. menceritakan mereka denganku, aku menyukainya. entah itu dimulai sejak kapan tapi sudah kulakukan sejak sekolah dasar. hal-hal yang aku suka tentang mereka, hal yang ku benci bahkan kebersamaan yang berakhir dengan bahagia ataupun luka. persahabatan, cinta, sudah memenuhi memori otakku karena sebuah buku yang dulu kusebut diary itu penuh dengan tulisan usang yang sesekali kubaca untuk mengingat kenangan-kenangan itu  untuk memberikan senyum di wajahku. bekas bekas kenangan yang tertulis itupun akan tetap hidup, itulah caraku untuk teteap mengingat setiap jejak hidupku sejak aku mulai mengenalnya, mengenal mereka. tapi, justru itulah menjadi dasar atas kegagalan keinginanku untuk melupakan kenangan yang seharusnya tidak selalu aku ingat, sampai saat ini. entah ini kesalahanku atau bagaimana, yang terjadi adalah aku akan dilupakan, dan melupakan buatku menjadi hal yang tak bisa kulakukan. 
ingatan itu begitu lucu bukan? ketika kita ingin melupakannya, ingatan itu akan terus tumbuh walaupun sekeras apapun kita mencoba melupakannya, karena kita bukannya melupakan tapi terus mengingat.
tapi sadari dulu maksud hati yang sebenarnya, kita benar-benar ingin melupakan apa tidak?
untuk mengurangi ingatan itu, untuk memulai menulis lagi dengan hidup yang baru yang benar-benar tidak akan kulupakan, saatnya mulai mengubah pemikiran dan alasanku menulisnya. that's right :)